Tugas fahrudin ferdiansyah 2 id03 NPM 38410953 MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN PENDUDUK
Demografi (demography), merupakan istilah yang berasal dari dua kata Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk dan graphein yang berarti menggambar atau menulis. Oleh karena itu, demografi dapat diartikan sebagai tulisan atau gambaran tentang penduduk , terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktor faktor ini berubah dari waktu kewaktu. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Archille Guillard pada tahun 1855 dalam karyanya yang berjudul “elements de statistique humaine, ou demographie comparree” atau elements of human statistics or comparative demography (dalam Iskandar,1994).
Secara singkat , ilmu demografi sangat bermanfaat untuk :
a. Mempelajari kuantitas, komposisi, dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu serta perubahan-perubahannya.
b. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau dan mengestimasi pertumbbuhan penduduk pada masa datang.
c. Mengembangkan hubungan sebab akibat antaraperkembangan penduduk dan bermacam- macam aspek pembangunan sosial, ekonomi, budaya, politik, lingkungan, dan keamanan.
d. Mempelajari dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan konsekuensi pertumbuhan penduduk pada masa mendatang.
A. Pendahuluan
Dalam kurun waktu yang relatif singkat, pertumbuhan populasi penduduk di dunia semakin meningkat dilihat dari segi aspek kehidupan, diantaranya aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Dengan adanya pertumbuhan tersebut maka mata pencaharian hidup akan bertambah, mulai dari homogen menjadi kompleks.
Manusia memiliki kelebihan yaitu dapat mengembangkan dan memanfaatkan akal budinya terutama dalam bidang kebudayaan. Akibatnya, cara berpikir manusia berubah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sehubungan dengan materi ini, akan dibahas mengenai pertumbuhan penduduk, perkembangan kebudayaan, serta timbulnya pranata akibat perkembangan kebudayaan.
B. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu masalah utama, baik dalam segi ekonomi ataupun kependudukan . Maksud dari masalah ekonomi adalah terbatasnya lapangan kerja di lingkungan masyarakat sekitar, yang menyebabkan meningkatnya angka pengangguran, meningkatnya angka kemiskinan, banyak anak yang putus sekolah, serta meningkatnya angka kriminalitas. Secara umum ada tiga faktor utama demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, di antaranya sebagai berikut:
1. Kematian (Mortalitas)
2. Kelahiran (Fertilitas)
3. Migrasi
1. Kematian (mortalitas)
Kematian adalah ukuran jumlah kematian umumnya karena akibat yang spesifik pada suatu populasi. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per- 1000 individu per-tahun, hingga rata-rata mortalitas sebesar 9,5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per-tahun.
2. Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran adalah istilah dalam demografi yang mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan hidup, atau dalam pengertian lain fasilitas adalah hasil produksi yang nyata dari fekunditas seorang wanita. Berikun ini penjelasan mengenai pengukuran fertilitas:
a. Pengukuran fasilitas tahunan adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Adapun ukuran-ukuran fertilitas tahunan adalah:
1. Tingkat fertilitas kasar (crude birth rate) adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
2. Tingkat fertilitas umum (general fertility rate) adalah jumlah kelahiran hidup per-1000 wanita usia reproduksi (usia 14-49 atau 14-44 tahun) pada tahun tertentu.
3. Tingkat fertilitas menurut umur (age specific fertility rate) adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
4. Tingkat ferlititas menurut ukuran urutan penduduk (birth order specific fertility rates) adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.
b. Pengukuran fertilitas komulatif adalah pengukuran jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. Adapun ukurannya adalah:
1. Tingkat fertilitas total adalah jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan jumlah tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya dan tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada priode waktu tertentu.
2. Gross reproduction rates adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa produksinya.
a. Facundity (kesuburan)
Facundity ialah kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak
b. Fertility (Fertilitas)
Fertilitas adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita. Lahir hidup ialah kelahiran dengan tanda-tanda kehidupan. Pengukuran fertilitas berdasarkan jumlah kelahiran hidup dengan periode tertentu. Tingkat kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.
Angka Kelahiran umum (GFR/General Fertility Rate)
Adalah angka yang menunjukan jumlah kelahiran /1000 wanita usia produktif. Wanita yang berumur produktif antara 15-44 atau antara 15-49 tahun.
Tingkat Kelahiran Khusus (ASFR/Age Spesific Fertility Rate)
ASFR menunjukan banyaknya kelahiran wanita yang berumur 15-49 tahun. Ukuran ini lebih baik dari ukuran di atas. Perbedaan yang jelas mengenai fertilitas wanita dalam tiap kelompok interval 5 tahun. Kelompok umur yang berinterval 5 tahun digunakan sebagai waktu menghitung angka khusus menurut umur. Kelompok umur yang terendah kisaran 15-19 tahun, sedangkan yang tertinggi ialah umur 20-an. Angka pada kelompok setelah diatas 39 tahun bisanya relatif kecil.
3. Migrasi
Adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain dikarnakan kondisi llingkungan suatu daerah/tempat kurang mendukung yang menimbulkan kurangnya Sumber daya. Ada istilah lain mengenai dinamika pendududuk yaitu Mobilitas. Pengertian Mobilitas lebih luas yaitu mencakup perpindahan teritorial secara permanen dan sementara. Berikut faktor-faktor seorang imigran pindah :
1. Persedian sumber alam
2. Lingkungan sosial budaya
3. Potensi ekonomi
4. Alat masa depan
Secara garis besar, jenis migrasi di Indonesia dibagi menjadi 2 yaitu, urbanisasi, dan migrasi interegional. Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota, sedangkan migrasi interegional ialah seseorang yang memiliki umur produktif dan kreatifitas tinggi untuk mendapatkan pekerjaan di suatu daerah yang menjanjikan dari segi infrastruktur pembangunan.
Menurut John Clark, pertumbuhan penduduk dikatakan cepat bila golongan umur 0-14 tahun lebih 40% dari golongan umur 60 tahun dan lebih sama atau kurang 10%. Dalam mengetahui cepat atau lambat grafik suatu penduduk dapat melihat grafik piramida.
C. Kebudayaan dan Kepribadian
1. Pertumbuhan dan Kebudayaan di Indonesia
Zaman Batu sampai Zaman Logam
Menurut para ahli prehistoris, zaman batu terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Zaman batu tua (Paleolithikum)
b. Zaman batu muda (Neolithikum)
Pada Zaman batu tua (Paleolithikum), alat kapak gengggam sangat terkenal. Alat tersebut berasal dari Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai ke Punsjab (India). Para ahli prehistori melakukan penelitian bahwa bangsa Proto Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar atau kecil berasal dari Cina Selatan, dan menyebar sampai Semenanjung Malaka.
Untuk daerah negara Indonesia, kapak tersebut tersebar di daerah Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, hingga sampai ke Flores. Kapak batu tersebut diasah sampai mengkilap dan diikat pada tangkai kayu pada rotan.
Bersamaan dengan kapak genggam, tersebar pula bahasa Proto Austronesia, yaitu sebagai induk bahasa dari bangsa-bangsa yang mendiami pulau Samudra Indonesia dan Pasifik. Bahasa Proto Austronesia disebut-sebut sebagai bahasa melayu. Bahasa tersebut dijadikan bahasa resmi, bahasa kesatuan Republik Indonesia.
Pada zaman batu muda (Neolithikum), masyarakat tersebut mampu membuat aneka ragam senjata berburu, senjata perang, serta alat lain yang mereka perlukan. Suatu hal yang perlu diingat ialah kenyataan yang jelas bahwa Indonesia sebelum zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang derajatnya tinggi, hal tersebut penting dalam perkembangan sejarah Indonesia selanjutnya.
2. Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
Kebudayaan Hindu dan Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia, tepatnya di Pulau Jawa. Agama Hindu berasal dari negara India. Namun, pada abad ke-5, ajaran agama Budha masuk ke Indonesia, tepatnya di perairan Pulau Jawa. Ajaran agama Budha lebih maju dari pada ajaran agama Hindu, karena agama Budha tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat.
Pada akhirnya, ke-2 agama tersebut mampu berkembang dan berdampingan secara damai. Penganut agama Hindu dan Budha melahirkan karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra. Contoh dari arsitektur tersebut adalah bangunan candi Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, dan lain-lain. Candi Borobudur adalah candi terbesar dan termegah di Asia Tenggara, dan tercatat sebagai bangunan 10 besar keajaiban dunia.
Kebudayaan Islam
Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-15 dan 16 yang disebar oleh Wali Sanga. Masuknya agama Islam khususnya di Pulau Jawa berlangsung dengan suasana damai. Hal tersebut disebabkan islam tidak menghendaki adanya paksaan, melainkan secara baik-baik. Agama Islam mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan penduduk daerah yang belum terkena pengaruh hindu, misalnya di daerah Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatra timur, Sumatra Barat, dan pesisir Kalimantan.
Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi penganut terbesar penduduk Indonesia. Kebudayaan Islam memberi saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.
Kebudayaan Barat
Kebudayaan barat masuk ke Indonesia ketika kaum penjajah memasuki wilayah Indonesia, yaitu bangsa Belanda. Pasukan VOC membuat bangunan dengan gaya arsitektur barat, khususnya di wilayah Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial, yaitu Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh dan Lapisan sosial kaum pegawai.
Dalam hal ini, penyebaran agama juga terjadi, yaitu agama Katolik dan Kristen yang semuanya bersifat swasta. Penyiaran tersebut dilakukan dengan penduduk yang belum terpengaruh dengan agama lainnya. Daerah tersebut antara lain : Irian Jaya, Maluku Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan pedalaman Kalimantan.
Kebudayaan dan Kepribadian
Penelitian yang dilakukan Antrophologi menunjukan bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa yang bersangkutan. Setiap masyarakat mempunyai sistem nilai dan kaidah sebagai konkretisasi. Nilai dan kaidah berisikan harapan masyarakat, perihal perilaku yang pantas dari perilaku seseorang. Batas-batas tersebut menjadi suatu aturan permainan dalam pergaulan hidup.
Kepribadian bangsa Indonesia yang ramah tamah, suka menolong, memiliki sifat gotong royong, artinya ciri umum dari sekian banyak kepribadian suku-suku bangsa yang berada di Indonesia, dan menjadi ciri khas kepribadian bangsa Indonesia itu sendiri.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar