Senin, 28 November 2011

tugas ku keluarga pondasi utama dalam membentuk diri yang baik



Keluarga merupakan wadah tempat bimbingan dan latihan anak sejak kehidupan mereka yang sangat muda. Salah satu fungsi dari keluarga adalah sebagai pondasi dalam pendidikan. Melalui keluarga semua aktivitas individu dapat terbentuk. Peran anak dan orangtua dalam keluarga akan menentukan bagaimana kondisi keluarga tersebut membentuk suatu karakter.
bicara mengenai pendidikan anak, maka yang paling besar pengaruhnya adalah ibu. Ditangan ibu keberhasilan pendidikan anak-anaknya walaupun tentunya keikut-sertaan bapak tidak dapat diabaikan begitu saja. Ibu memainkan peran yang penting di dalam mendidik anak-anaknya, terutama pada masa balita. Pendidikan di sini tidak hanya dalam pengertian yang sempit. Pendidikan dalam keluarga dapat berarti luas, yaitu pendidikan iman, moral, fisik/jasmani, intelektual, psikologis, sosial, dan pendidikan seksual.
PENDIDIKAN BIDANG  KEIMANAN
1.      Mengenalkan hukum haram dan halal
2.      Menyuruh beibadah sejak berusia tujuh tahun
3.      Mendidik untuk mencintai Rasulullah saw, mencintai ahli baitnya dan cinta membaca Al Qur’an
PENDIDIKAN BIDANG AKHLAQ
1.      Mendidik berlaku santun kepada orang tua dan orang lain
2.      Mendidik menghormati saudara tua dan tetangga
3.      Mendidik mengetahui hak dan mengajarkan menghormati orang lain
4.      Mendidik menjauhi yang haram
5.      Mendidik berlaku adil
6.      Menanamkan kejujuran
7.      Melatih memikul tanggung jawab
8.      Mendidik meringankan kesulitan orang lain
9.      Mengajarkan etika makan
10.  Membiasakan mengucap salam keika masuk rumah

PENDIDIKAN BIDANG PERGAULAN
1.      Memilihkan teman sebaya yang baik
2.      Memberi salam ketika bertemu orang lain
3.      Melatih berani menyampaikan pesan
4.      Melatih berani bertanya
5.      Melatih mengurus kepentingan orang lain
6.      Mengunjungi orang sakit
7.      Mengajak menghadiri walimah
MENDIDIK BIDANG INTELIGENSI
1.      Mengajari sholat dan berdo’a
2.      Menguji bacaan Al-Qur’an
3.      Menjelaskan proses kejadian manusia
4.      Melatih berpikir yang berguna
5.      Mendidik berbagai pengetahun yang bermanfaat
6.      Mengajari kepemimpinan

MENDIDiK BIDANG EMOSI
1.      Memperlakukan dengan kasih sayang
2.      Melatih keberanian
3.      Mengajarkan sikap tenang
4.      Melatih kesabaran ketika sakit, dan menghadapi musibah
5.      Mengajari berdo’a ketika sakit
6.      Menyuruh pembina persaudaraan
7.      Mengajari menyikapi kesalahan orang lain
            Peranan ibu di dalam mendidik anaknya dibedakan menjadi tiga tugas penting, yaitu:
1.      Ibu sebagai sumber pemenuhan  kebutuhan anak
Fungsi ibu sebagai pemuas kebutuhan ini sangat besar artinya bagi anak, terutama pada saat anak di dalam ketergantungan total terhadap ibunya, yang akan tetap berlangsung sampai periode anak sekolah, bahkan sampai menjelang dewasa. Ibu perlu menyediakan waktu bukan saja untuk selalu bersama tetapi untuk selalu berinteraksi maupun berkomunikasi secara terbuka dengan anaknya.
Pada dasarnya kebutuhan seseorang meliputi kebutuhan fisik, psikis, sosial dan spiritual. Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Kebutuhan psikis meliputi kebutuhan akan kasih sayang, rasa aman, diterima dan dihargai. Sedang kebutuhan sosial akan diperoleh anak dari kelompok di luar lingkungan keluarganya. Dalam pemenuhan kebutuhan ini, ibu hendaknya memberi kesempatan bagi anak untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya. Kebutuhan spiritual, adalah pendidikan yang menjadikan anak mengerti kewajiban kepada Allah, kepada Rasul-Nya, orang tuanya dan sesama saudaranya. Dalam pendidikan spiritual, juga mencakup mendidik anak berakhlak mulia, mengerti agama, bergaul dengan teman-temannya dan menyayangi sesama saudaranya, menjadi tanggung jawab ayah dan ibu. Karena memberikan pelajaran agama sejak dini merupakan kewajiban orang tua kepada anaknya dan merupakan hak untuk anak atas orang tuanya, maka jika orang tuanya tidak menjalankan kewajiban ini berarti menyia-nyiakan hak anak.
Seorang ibu harus memberikan atau memuaskan kebutuhan anak secara wajar, tidak berlebihan maupun tidak kurang. Ibu diharapkan dapat membantu anak apabila mereka menemui kesulitan-kesulitan. Perasaan aman anak yang diperoleh dari rumah akan dibawa keluar rumah, artinya anak akan tidak mudah cemas dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul.
2.      Ibu sebagai teladan atau model bagi anaknya.
Dalam mendidik anak seorang ibu harus mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya. Mengingat bahwa perilaku orang tua khususnya ibu akan ditiru yang kemudian akan dijadikan panduan dalam perlaku anak, maka ibu harus mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya. Dari tingkah laku ibunya itulah anak akan senantiasa melihat dan meniru yang kemudian diambil, dimiliki dan diterapkan dalam kehiduapnnya.
3.      Ibu sebagi pemberi stimuli bagi perkembangan anaknya
Perlu diketahui bahwa pada waktu kelahirannya, pertumbuhan berbagai organ belum sepenuhnya lengkap. Perkembangan dari organ-organ ini sangat ditentukan oleh rangsang yang diterima anak dari ibunya. Rangsangan yang diberikan oleh ibu, akan memperkaya pengalaman dan mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan kognitif anak. Bila pada bulan-bulan pertama anak kurang mendapatkan stimulasi visual maka perhatian terhadap lingkungan sekitar kurang. Stimulasi verbal dari ibu akan sangat memperkaya kemampuan bahasa anak. Kesediaan ibu untuk berbicara dengan anaknya akan mengembangkan proses bicara anak. Jadi perkembangan mental anak akan sangat ditentukan oleh seberapa rangsang yang diberikan ibu terhadap anaknya. Rangsangan dapat berupa cerita-cerita, macam-macam alat permainan yang edukatif maupun kesempatan untuk rekreasi yang dapat memperkaya pengalamannya. Dari apa yang dikemukakan di atas jelaslah bahwa kunci keberhasilan seorang anak di kehidupannya sangat bergantung pada ibu. Sikap ibu yang penuh kasih sayang, memberi kesempatan pada anak untuk memperkaya pengalaman, menerima, menghargai dan dapat menjadi teladan yang positif bagi anaknya, akan besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak.
Tidak jelasnya arah pendidikan dalam keluarga terjadi saat pendidikan karakter tidak dapat dipersiapkan dengan baik. Biasanya ketidak jelasan ini mulai dirasakan manakala perjalanan waktu yang dilewati setelah anak mulai tumbuh dan berkembang usianya. Orang tua mulai menyadari betapa pentingnya tanggung jawab membentuk pembiasaan sedini mungkin dalam mempersiapkan tumbuh kembangnya seorang anak.
Pengaruh-pengaruh dari lingkunganpun kini cukup dominan. Lingkungan yang baik tentu akan membantu pengaruh yang baik pula. Sementara sebaliknya lingkungan yang kurang baik atau kurang mendukung, ini yang mesti diwaspadai. Demikian halnya perkembangan media teknologi dan komunikasi turut andil dalam membentuk karakter seseorang. Orangtua dan anak jika tidak dapat memfilter dengan bijak apa yang ditemukan dari lingkungan, maka pergeseran nilai-nilai itu tidak dapat dihindari atau tidak disadari.
Membangun karakter keluarga yang ideal tentu akan menjadi cita-cita semua orang. Hanya bagaimana cita-cita itu terwujud akan kembali kepada peran orangtua itu sendiri. Karakter ideal dalam suatu keluarga bukanlah hanya sebaatas memiliki aturan-aturan atau pembiasaan yang telah dibentuk dan disepakati. Tetapi lebih dari itu bagaimana keluarga itu mampu menjankannya dengan lebih intensif, tanpa keterpaksaan dan dengan penuh kesadaran bahwa hal itu adalah suatu nilai yang dibutuhkan. Jika semua bisa merasakan bahwa apa yang dilakukan itu memiliki nilai dan dibutuhkan, maka tidak akan ada beban dalam menjalankannya.
Adapun karakter pada anak yang tentu banyak diharapkan oleh orangtua antara lain memiliki anak yang taat, sholeh, sehat dan cerdas. Mengarah pada sifat yang taat akan mudah jika diawali dengan bagaimana orangtua memberikan contoh yang baik dan konsisten menjalankannya. Dengan sendirinya anak akan menirukan apa yang dilakukan oleh orantua. Sementara karakter sholeh akan terbentuk melalui peran orangtua dalam menanamkan pondasi agama dan mengamalkannya di dalam keluarga tersebut. Peran pendidikan agama di sekolah juga akan membantu melengkapi kekuatan seorang anak memiliki nilai kesholehan.
Tidak dapat dipungkiri pula bahwa pola pembiasaan saat ini akan berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Dari pola makan, bermain, hingga kondisi cuaca memiliki pengaruh yang kuat terhadap kesehatan. Membiasakan pola hidup yang sehat sedini mungkin akan menjadikan seorang anak memiliki karakter sehat. Sehat dalam dalam pengertian secara fisik mampu menjaga tubuhnya dari pengaruh-pengaruh negatif melalui pola hidup dan kebiasaan positip yang sudah tertanam dengan baik. Fisik yang sehat juga akan membantu atau mendukung karakter cerdas. Dengan nutrisi yang baik dan konsisten menjaga pola hidup dan kebiasaan positip maka aktivitas belajar anak bisa turut mendukung aspek kecerdasan. Karakter cerdas akan lebih mengarahkan pada bagaimana seorang anak mampu menghadapi masalah dengan tidak mudah putus asa dan selalu berusaha menyelesaikan sesuatu dengan tenang dan berpikiran positip.
Membangun karakter akan lebih utama didukung dengan kekuatan dan kebersamaan dalam keluarga. Orangtua maupun anak yang dapat menjalankan perannya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab maka akan menjadikan sebuah keluarga memiliki karakter. Tentu karakter yang baik yang diharapkan oleh semua pihak. Karena karakter yang baik jika sudah terbentuk maka akan menjadikan keluarga tersebut memiliki nilai.
Nilai-nilai yang terbangun atau terbentuk dalam suatu keluarga akan lebih baik jika dibangun melalui dasar kembali pada pondasi agama. Karena pondasi agama dapat menjadikan pembentukan nilai-nilai yang sangat diperlukan dalam membangun karakter individu-individu yang baik. Jika karakter individu baik telah tertanam maka dengan sendirinya karakter dalam keluarga dapat dengan mudah diwujudkan. Proses membangun pendidikan karakter akan berhasil dengan baik jika individu-individu itu baik orangtua maupun anak telah memiliki kesadaran untuk menjalankan nilai-nilai pondasi agama yang telah dimiliknya.
Oleh karena itu, membangun karakter keluarga yang ideal merupakan tanggung jawab yang besar saat ini. Diperlukan adanya kerjasama yang baik dari suatu keluarga. Karena sebuah keluarga pada umumnya terdiri dari orangtua dan anak, maka orangtua dan anak memiliki peran dan tanggung jawab untuk saling bekerjasama mewujudkannya.
Guna mendukung tanggung jawab tersebut, diperlukan adanya komunikasi dan interaksi yang baik. Melalui komunikasi dan interaksi yang baik antara orangtua dan anak inilah yang kelak akan mengarahkan pada keberhasilan pendidikan karakter dalam keluarga. Keberhasilan pendidikan karakter dalam keluarga dengan sendirinya akan membentuk suatu keluarga yang ideal, seperti yang diharapkan oleh banyak keluarga saat in
Sumber:

Minggu, 20 November 2011


Tugas fahrudin ferdiansyah 2 id03 NPM 38410953 MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN PENDUDUK
Demografi (demography), merupakan istilah yang berasal dari dua kata Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk dan graphein yang berarti menggambar atau menulis. Oleh karena itu, demografi dapat diartikan sebagai tulisan atau gambaran tentang penduduk , terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktor faktor ini berubah dari waktu kewaktu. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Archille Guillard pada tahun 1855 dalam karyanya yang berjudul “elements de statistique humaine, ou demographie comparree” atau elements of human statistics or comparative demography (dalam Iskandar,1994).

Secara singkat , ilmu demografi sangat bermanfaat untuk :
a.       Mempelajari kuantitas, komposisi, dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu  serta perubahan-perubahannya.
b.      Menjelaskan pertumbuhan masa lampau dan mengestimasi pertumbbuhan penduduk pada   masa datang.
c.       Mengembangkan hubungan sebab akibat antaraperkembangan penduduk dan bermacam-  macam aspek pembangunan sosial, ekonomi, budaya, politik, lingkungan, dan keamanan.
d.      Mempelajari dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan konsekuensi pertumbuhan   penduduk pada masa mendatang.
A.                Pendahuluan
            Dalam kurun waktu yang relatif singkat, pertumbuhan populasi penduduk di dunia semakin meningkat dilihat dari segi aspek kehidupan, diantaranya aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Dengan adanya pertumbuhan tersebut maka mata pencaharian hidup akan bertambah, mulai dari homogen menjadi kompleks.
            Manusia memiliki kelebihan yaitu dapat mengembangkan dan memanfaatkan akal budinya terutama dalam bidang kebudayaan. Akibatnya, cara berpikir manusia berubah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
            Sehubungan dengan materi ini, akan dibahas mengenai pertumbuhan penduduk, perkembangan kebudayaan, serta timbulnya pranata akibat perkembangan kebudayaan.
B.                 Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu masalah utama, baik dalam segi ekonomi ataupun kependudukan . Maksud dari masalah ekonomi adalah terbatasnya lapangan kerja di lingkungan masyarakat sekitar, yang menyebabkan meningkatnya angka pengangguran, meningkatnya angka kemiskinan, banyak anak yang putus sekolah, serta meningkatnya angka kriminalitas. Secara umum ada tiga faktor utama demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, di antaranya sebagai berikut:
1.      Kematian (Mortalitas)
2.      Kelahiran (Fertilitas)
3.      Migrasi

1.                  Kematian (mortalitas)
Kematian adalah ukuran jumlah kematian umumnya karena akibat yang spesifik pada suatu populasi. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per- 1000 individu per-tahun, hingga rata-rata mortalitas sebesar 9,5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per-tahun. 
    
2.                    Kelahiran (Fertilitas)
             Kelahiran adalah istilah dalam demografi yang mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan hidup, atau dalam pengertian lain fasilitas adalah hasil produksi yang nyata dari fekunditas seorang wanita. Berikun ini penjelasan mengenai pengukuran fertilitas:
a.       Pengukuran fasilitas tahunan adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Adapun ukuran-ukuran fertilitas tahunan adalah:
1.      Tingkat fertilitas kasar (crude birth rate) adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
2.      Tingkat fertilitas umum (general fertility rate) adalah jumlah kelahiran hidup per-1000 wanita usia reproduksi (usia 14-49 atau 14-44 tahun) pada tahun tertentu.
3.      Tingkat fertilitas menurut umur (age specific fertility rate) adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
4.      Tingkat ferlititas menurut ukuran urutan penduduk (birth order specific fertility rates) adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.
b.        Pengukuran fertilitas komulatif adalah pengukuran jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. Adapun ukurannya adalah:
1.      Tingkat fertilitas total adalah jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan jumlah tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya dan tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada priode waktu tertentu.
2.      Gross reproduction rates adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa produksinya.
a.      Facundity (kesuburan)
Facundity ialah  kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak
b.      Fertility (Fertilitas)
Fertilitas adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita. Lahir hidup ialah kelahiran dengan tanda-tanda kehidupan. Pengukuran fertilitas berdasarkan jumlah kelahiran hidup dengan periode tertentu. Tingkat kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.
Angka Kelahiran umum (GFR/General Fertility Rate)
Adalah angka yang menunjukan jumlah kelahiran /1000 wanita usia produktif. Wanita yang berumur produktif  antara 15-44 atau antara 15-49 tahun.
Tingkat Kelahiran Khusus (ASFR/Age Spesific Fertility Rate)
ASFR menunjukan banyaknya kelahiran wanita yang berumur 15-49 tahun. Ukuran ini lebih baik dari ukuran di atas. Perbedaan yang jelas mengenai fertilitas wanita dalam tiap kelompok interval 5 tahun. Kelompok umur yang berinterval 5 tahun digunakan sebagai waktu menghitung angka khusus menurut umur. Kelompok umur yang terendah kisaran 15-19 tahun, sedangkan yang tertinggi ialah umur 20-an. Angka pada kelompok  setelah diatas 39 tahun bisanya relatif kecil. 

3.                    Migrasi
Adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain dikarnakan kondisi llingkungan suatu daerah/tempat kurang mendukung yang menimbulkan kurangnya Sumber daya. Ada istilah lain mengenai dinamika pendududuk yaitu Mobilitas. Pengertian Mobilitas lebih luas yaitu mencakup perpindahan teritorial secara permanen dan sementara. Berikut faktor-faktor seorang imigran pindah :
1.      Persedian sumber alam
2.      Lingkungan sosial budaya
3.      Potensi ekonomi
4.      Alat masa depan
Secara garis besar,  jenis migrasi di Indonesia dibagi menjadi 2 yaitu, urbanisasi, dan migrasi interegional.  Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota, sedangkan migrasi interegional ialah seseorang yang memiliki umur produktif dan kreatifitas tinggi untuk mendapatkan pekerjaan di suatu daerah yang menjanjikan dari segi infrastruktur pembangunan.
Menurut John Clark, pertumbuhan penduduk dikatakan cepat bila golongan umur 0-14 tahun lebih 40% dari golongan umur 60 tahun dan lebih sama atau kurang 10%. Dalam mengetahui cepat atau lambat grafik suatu penduduk dapat melihat grafik piramida.


C.                Kebudayaan dan Kepribadian
1.                  Pertumbuhan dan Kebudayaan di Indonesia
Zaman Batu sampai Zaman Logam
Menurut para ahli prehistoris, zaman batu terbagi menjadi dua, yaitu :
a.                   Zaman batu tua (Paleolithikum)
b.                  Zaman batu muda (Neolithikum)

Pada Zaman batu tua (Paleolithikum), alat kapak gengggam sangat terkenal. Alat tersebut berasal dari Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai ke Punsjab (India). Para ahli prehistori melakukan penelitian bahwa bangsa Proto Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar atau kecil berasal dari Cina Selatan, dan menyebar sampai Semenanjung Malaka.
Untuk daerah negara Indonesia, kapak tersebut tersebar di daerah Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, hingga sampai ke Flores. Kapak batu tersebut diasah sampai mengkilap dan diikat pada tangkai kayu pada rotan.
Bersamaan dengan kapak genggam, tersebar pula bahasa Proto Austronesia, yaitu sebagai induk  bahasa dari bangsa-bangsa yang mendiami pulau Samudra Indonesia dan Pasifik. Bahasa Proto Austronesia disebut-sebut sebagai bahasa melayu. Bahasa tersebut dijadikan bahasa resmi, bahasa kesatuan Republik Indonesia.
Pada zaman batu muda (Neolithikum), masyarakat tersebut mampu  membuat aneka ragam senjata berburu, senjata perang, serta alat lain yang mereka perlukan. Suatu hal yang perlu diingat ialah kenyataan yang jelas bahwa Indonesia sebelum zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang derajatnya tinggi, hal tersebut penting dalam perkembangan sejarah Indonesia selanjutnya.

2.     Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
Kebudayaan Hindu  dan Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia, tepatnya di Pulau Jawa. Agama Hindu berasal dari negara India. Namun, pada abad ke-5, ajaran agama Budha masuk ke Indonesia, tepatnya di perairan Pulau Jawa. Ajaran agama Budha lebih maju  dari pada ajaran agama Hindu, karena agama Budha tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat.
Pada akhirnya, ke-2 agama tersebut mampu berkembang dan berdampingan secara damai. Penganut agama Hindu dan Budha melahirkan karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra. Contoh dari arsitektur tersebut adalah bangunan candi Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, dan lain-lain. Candi Borobudur adalah candi terbesar dan termegah di Asia Tenggara, dan tercatat sebagai bangunan 10 besar keajaiban dunia.

                        Kebudayaan Islam
Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-15 dan 16 yang disebar oleh Wali Sanga. Masuknya agama Islam khususnya di Pulau Jawa berlangsung dengan suasana damai. Hal tersebut disebabkan islam  tidak menghendaki adanya paksaan, melainkan secara baik-baik. Agama Islam mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan penduduk daerah yang belum terkena pengaruh hindu, misalnya  di daerah Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatra timur, Sumatra Barat, dan pesisir Kalimantan.
Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi penganut terbesar penduduk Indonesia. Kebudayaan Islam memberi saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.

                        Kebudayaan Barat
Kebudayaan barat masuk ke Indonesia ketika kaum penjajah memasuki wilayah Indonesia, yaitu bangsa Belanda. Pasukan VOC membuat bangunan dengan gaya arsitektur barat, khususnya di wilayah Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial, yaitu Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh dan Lapisan sosial kaum pegawai.
Dalam hal ini, penyebaran agama juga terjadi, yaitu agama Katolik dan Kristen yang semuanya bersifat swasta. Penyiaran tersebut dilakukan dengan penduduk yang belum terpengaruh dengan agama lainnya. Daerah tersebut antara lain : Irian Jaya, Maluku Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan pedalaman Kalimantan.

                        Kebudayaan dan Kepribadian
Penelitian yang dilakukan Antrophologi menunjukan bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa yang bersangkutan. Setiap masyarakat mempunyai sistem nilai dan kaidah sebagai konkretisasi. Nilai dan kaidah berisikan harapan masyarakat, perihal perilaku yang pantas dari perilaku seseorang. Batas-batas tersebut menjadi suatu aturan permainan dalam pergaulan hidup.
Kepribadian bangsa Indonesia yang ramah tamah, suka menolong, memiliki sifat gotong royong, artinya ciri umum dari sekian banyak kepribadian suku-suku bangsa yang berada di Indonesia, dan menjadi ciri khas kepribadian bangsa Indonesia itu sendiri.

Sumber :

  •