Senin, 28 November 2011

tugas ku keluarga pondasi utama dalam membentuk diri yang baik



Keluarga merupakan wadah tempat bimbingan dan latihan anak sejak kehidupan mereka yang sangat muda. Salah satu fungsi dari keluarga adalah sebagai pondasi dalam pendidikan. Melalui keluarga semua aktivitas individu dapat terbentuk. Peran anak dan orangtua dalam keluarga akan menentukan bagaimana kondisi keluarga tersebut membentuk suatu karakter.
bicara mengenai pendidikan anak, maka yang paling besar pengaruhnya adalah ibu. Ditangan ibu keberhasilan pendidikan anak-anaknya walaupun tentunya keikut-sertaan bapak tidak dapat diabaikan begitu saja. Ibu memainkan peran yang penting di dalam mendidik anak-anaknya, terutama pada masa balita. Pendidikan di sini tidak hanya dalam pengertian yang sempit. Pendidikan dalam keluarga dapat berarti luas, yaitu pendidikan iman, moral, fisik/jasmani, intelektual, psikologis, sosial, dan pendidikan seksual.
PENDIDIKAN BIDANG  KEIMANAN
1.      Mengenalkan hukum haram dan halal
2.      Menyuruh beibadah sejak berusia tujuh tahun
3.      Mendidik untuk mencintai Rasulullah saw, mencintai ahli baitnya dan cinta membaca Al Qur’an
PENDIDIKAN BIDANG AKHLAQ
1.      Mendidik berlaku santun kepada orang tua dan orang lain
2.      Mendidik menghormati saudara tua dan tetangga
3.      Mendidik mengetahui hak dan mengajarkan menghormati orang lain
4.      Mendidik menjauhi yang haram
5.      Mendidik berlaku adil
6.      Menanamkan kejujuran
7.      Melatih memikul tanggung jawab
8.      Mendidik meringankan kesulitan orang lain
9.      Mengajarkan etika makan
10.  Membiasakan mengucap salam keika masuk rumah

PENDIDIKAN BIDANG PERGAULAN
1.      Memilihkan teman sebaya yang baik
2.      Memberi salam ketika bertemu orang lain
3.      Melatih berani menyampaikan pesan
4.      Melatih berani bertanya
5.      Melatih mengurus kepentingan orang lain
6.      Mengunjungi orang sakit
7.      Mengajak menghadiri walimah
MENDIDIK BIDANG INTELIGENSI
1.      Mengajari sholat dan berdo’a
2.      Menguji bacaan Al-Qur’an
3.      Menjelaskan proses kejadian manusia
4.      Melatih berpikir yang berguna
5.      Mendidik berbagai pengetahun yang bermanfaat
6.      Mengajari kepemimpinan

MENDIDiK BIDANG EMOSI
1.      Memperlakukan dengan kasih sayang
2.      Melatih keberanian
3.      Mengajarkan sikap tenang
4.      Melatih kesabaran ketika sakit, dan menghadapi musibah
5.      Mengajari berdo’a ketika sakit
6.      Menyuruh pembina persaudaraan
7.      Mengajari menyikapi kesalahan orang lain
            Peranan ibu di dalam mendidik anaknya dibedakan menjadi tiga tugas penting, yaitu:
1.      Ibu sebagai sumber pemenuhan  kebutuhan anak
Fungsi ibu sebagai pemuas kebutuhan ini sangat besar artinya bagi anak, terutama pada saat anak di dalam ketergantungan total terhadap ibunya, yang akan tetap berlangsung sampai periode anak sekolah, bahkan sampai menjelang dewasa. Ibu perlu menyediakan waktu bukan saja untuk selalu bersama tetapi untuk selalu berinteraksi maupun berkomunikasi secara terbuka dengan anaknya.
Pada dasarnya kebutuhan seseorang meliputi kebutuhan fisik, psikis, sosial dan spiritual. Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Kebutuhan psikis meliputi kebutuhan akan kasih sayang, rasa aman, diterima dan dihargai. Sedang kebutuhan sosial akan diperoleh anak dari kelompok di luar lingkungan keluarganya. Dalam pemenuhan kebutuhan ini, ibu hendaknya memberi kesempatan bagi anak untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya. Kebutuhan spiritual, adalah pendidikan yang menjadikan anak mengerti kewajiban kepada Allah, kepada Rasul-Nya, orang tuanya dan sesama saudaranya. Dalam pendidikan spiritual, juga mencakup mendidik anak berakhlak mulia, mengerti agama, bergaul dengan teman-temannya dan menyayangi sesama saudaranya, menjadi tanggung jawab ayah dan ibu. Karena memberikan pelajaran agama sejak dini merupakan kewajiban orang tua kepada anaknya dan merupakan hak untuk anak atas orang tuanya, maka jika orang tuanya tidak menjalankan kewajiban ini berarti menyia-nyiakan hak anak.
Seorang ibu harus memberikan atau memuaskan kebutuhan anak secara wajar, tidak berlebihan maupun tidak kurang. Ibu diharapkan dapat membantu anak apabila mereka menemui kesulitan-kesulitan. Perasaan aman anak yang diperoleh dari rumah akan dibawa keluar rumah, artinya anak akan tidak mudah cemas dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul.
2.      Ibu sebagai teladan atau model bagi anaknya.
Dalam mendidik anak seorang ibu harus mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya. Mengingat bahwa perilaku orang tua khususnya ibu akan ditiru yang kemudian akan dijadikan panduan dalam perlaku anak, maka ibu harus mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya. Dari tingkah laku ibunya itulah anak akan senantiasa melihat dan meniru yang kemudian diambil, dimiliki dan diterapkan dalam kehiduapnnya.
3.      Ibu sebagi pemberi stimuli bagi perkembangan anaknya
Perlu diketahui bahwa pada waktu kelahirannya, pertumbuhan berbagai organ belum sepenuhnya lengkap. Perkembangan dari organ-organ ini sangat ditentukan oleh rangsang yang diterima anak dari ibunya. Rangsangan yang diberikan oleh ibu, akan memperkaya pengalaman dan mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan kognitif anak. Bila pada bulan-bulan pertama anak kurang mendapatkan stimulasi visual maka perhatian terhadap lingkungan sekitar kurang. Stimulasi verbal dari ibu akan sangat memperkaya kemampuan bahasa anak. Kesediaan ibu untuk berbicara dengan anaknya akan mengembangkan proses bicara anak. Jadi perkembangan mental anak akan sangat ditentukan oleh seberapa rangsang yang diberikan ibu terhadap anaknya. Rangsangan dapat berupa cerita-cerita, macam-macam alat permainan yang edukatif maupun kesempatan untuk rekreasi yang dapat memperkaya pengalamannya. Dari apa yang dikemukakan di atas jelaslah bahwa kunci keberhasilan seorang anak di kehidupannya sangat bergantung pada ibu. Sikap ibu yang penuh kasih sayang, memberi kesempatan pada anak untuk memperkaya pengalaman, menerima, menghargai dan dapat menjadi teladan yang positif bagi anaknya, akan besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak.
Tidak jelasnya arah pendidikan dalam keluarga terjadi saat pendidikan karakter tidak dapat dipersiapkan dengan baik. Biasanya ketidak jelasan ini mulai dirasakan manakala perjalanan waktu yang dilewati setelah anak mulai tumbuh dan berkembang usianya. Orang tua mulai menyadari betapa pentingnya tanggung jawab membentuk pembiasaan sedini mungkin dalam mempersiapkan tumbuh kembangnya seorang anak.
Pengaruh-pengaruh dari lingkunganpun kini cukup dominan. Lingkungan yang baik tentu akan membantu pengaruh yang baik pula. Sementara sebaliknya lingkungan yang kurang baik atau kurang mendukung, ini yang mesti diwaspadai. Demikian halnya perkembangan media teknologi dan komunikasi turut andil dalam membentuk karakter seseorang. Orangtua dan anak jika tidak dapat memfilter dengan bijak apa yang ditemukan dari lingkungan, maka pergeseran nilai-nilai itu tidak dapat dihindari atau tidak disadari.
Membangun karakter keluarga yang ideal tentu akan menjadi cita-cita semua orang. Hanya bagaimana cita-cita itu terwujud akan kembali kepada peran orangtua itu sendiri. Karakter ideal dalam suatu keluarga bukanlah hanya sebaatas memiliki aturan-aturan atau pembiasaan yang telah dibentuk dan disepakati. Tetapi lebih dari itu bagaimana keluarga itu mampu menjankannya dengan lebih intensif, tanpa keterpaksaan dan dengan penuh kesadaran bahwa hal itu adalah suatu nilai yang dibutuhkan. Jika semua bisa merasakan bahwa apa yang dilakukan itu memiliki nilai dan dibutuhkan, maka tidak akan ada beban dalam menjalankannya.
Adapun karakter pada anak yang tentu banyak diharapkan oleh orangtua antara lain memiliki anak yang taat, sholeh, sehat dan cerdas. Mengarah pada sifat yang taat akan mudah jika diawali dengan bagaimana orangtua memberikan contoh yang baik dan konsisten menjalankannya. Dengan sendirinya anak akan menirukan apa yang dilakukan oleh orantua. Sementara karakter sholeh akan terbentuk melalui peran orangtua dalam menanamkan pondasi agama dan mengamalkannya di dalam keluarga tersebut. Peran pendidikan agama di sekolah juga akan membantu melengkapi kekuatan seorang anak memiliki nilai kesholehan.
Tidak dapat dipungkiri pula bahwa pola pembiasaan saat ini akan berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Dari pola makan, bermain, hingga kondisi cuaca memiliki pengaruh yang kuat terhadap kesehatan. Membiasakan pola hidup yang sehat sedini mungkin akan menjadikan seorang anak memiliki karakter sehat. Sehat dalam dalam pengertian secara fisik mampu menjaga tubuhnya dari pengaruh-pengaruh negatif melalui pola hidup dan kebiasaan positip yang sudah tertanam dengan baik. Fisik yang sehat juga akan membantu atau mendukung karakter cerdas. Dengan nutrisi yang baik dan konsisten menjaga pola hidup dan kebiasaan positip maka aktivitas belajar anak bisa turut mendukung aspek kecerdasan. Karakter cerdas akan lebih mengarahkan pada bagaimana seorang anak mampu menghadapi masalah dengan tidak mudah putus asa dan selalu berusaha menyelesaikan sesuatu dengan tenang dan berpikiran positip.
Membangun karakter akan lebih utama didukung dengan kekuatan dan kebersamaan dalam keluarga. Orangtua maupun anak yang dapat menjalankan perannya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab maka akan menjadikan sebuah keluarga memiliki karakter. Tentu karakter yang baik yang diharapkan oleh semua pihak. Karena karakter yang baik jika sudah terbentuk maka akan menjadikan keluarga tersebut memiliki nilai.
Nilai-nilai yang terbangun atau terbentuk dalam suatu keluarga akan lebih baik jika dibangun melalui dasar kembali pada pondasi agama. Karena pondasi agama dapat menjadikan pembentukan nilai-nilai yang sangat diperlukan dalam membangun karakter individu-individu yang baik. Jika karakter individu baik telah tertanam maka dengan sendirinya karakter dalam keluarga dapat dengan mudah diwujudkan. Proses membangun pendidikan karakter akan berhasil dengan baik jika individu-individu itu baik orangtua maupun anak telah memiliki kesadaran untuk menjalankan nilai-nilai pondasi agama yang telah dimiliknya.
Oleh karena itu, membangun karakter keluarga yang ideal merupakan tanggung jawab yang besar saat ini. Diperlukan adanya kerjasama yang baik dari suatu keluarga. Karena sebuah keluarga pada umumnya terdiri dari orangtua dan anak, maka orangtua dan anak memiliki peran dan tanggung jawab untuk saling bekerjasama mewujudkannya.
Guna mendukung tanggung jawab tersebut, diperlukan adanya komunikasi dan interaksi yang baik. Melalui komunikasi dan interaksi yang baik antara orangtua dan anak inilah yang kelak akan mengarahkan pada keberhasilan pendidikan karakter dalam keluarga. Keberhasilan pendidikan karakter dalam keluarga dengan sendirinya akan membentuk suatu keluarga yang ideal, seperti yang diharapkan oleh banyak keluarga saat in
Sumber:

0 komentar:

Posting Komentar